![]() |
sumber gambar: starlink.com |
Starlink, layanan internet satelit milik Elon Musk, resmi hadir di Indonesia pada tahun 2024. Peluncuran ini bertujuan untuk meningkatkan konektivitas di daerah-daerah terpencil dan sulit dijangkau oleh infrastruktur internet konvensional. Namun, seiring berjalannya waktu, muncul berbagai pertanyaan mengenai efektivitas dan dampak kehadiran Starlink di tanah air.
Apa Itu Starlink?
Starlink adalah layanan internet satelit yang menggunakan konstelasi satelit di orbit rendah bumi untuk menyediakan akses internet ke berbagai penjuru dunia. Di Indonesia, layanan ini mulai diuji coba di Ibu Kota Nusantara (IKN) pada Agustus 2024, dengan harapan dapat menjangkau wilayah-wilayah yang selama ini kesulitan mendapatkan akses internet cepat.
Harga dan Paket Starlink di Indonesia
Starlink menawarkan beberapa paket layanan di Indonesia:
-
Paket Standar: Rp750.000 per bulan dengan kecepatan unduh antara 25–100 Mbps.
-
Paket Prioritas Mobile: Rp4.3 juta per bulan dengan kecepatan unduh antara 40–220 Mbps.
Namun, harga perangkat penerima (dish) yang dibanderol sekitar Rp7,8 juta menjadi tantangan tersendiri bagi masyarakat, terutama di daerah pedesaan.
Kecepatan dan Kualitas Layanan
Meskipun Starlink menjanjikan kecepatan tinggi, kenyataannya kecepatan yang diperoleh pengguna seringkali tidak sesuai harapan. Beberapa laporan menunjukkan kecepatan unduh hanya sekitar 30–40 Mbps, jauh dari klaim "hingga 100 Mbps". Selain itu, layanan ini juga rentan terhadap gangguan cuaca dan halangan fisik seperti pohon atau gedung yang dapat menghambat sinyal.
Dampak terhadap Infrastruktur Lokal
Kehadiran Starlink memunculkan kekhawatiran terkait praktik RT/RW Net ilegal. Karena Starlink tidak memerlukan infrastruktur kabel, individu dapat dengan mudah menyediakan layanan internet kepada tetangga mereka tanpa izin resmi, yang dapat mengganggu ekosistem penyedia layanan internet lokal dan potensi pendapatan negara dari pajak.
Potensi Meningkatkan Kecepatan Internet Nasional
Dengan jumlah pengguna yang cukup besar, Starlink berpotensi meningkatkan kecepatan internet nasional. Namun, untuk mencapai dampak signifikan, diperlukan minimal 20–50 juta pengguna. Selain itu, Starlink lebih cocok digunakan di daerah rural atau terpencil yang belum terjangkau oleh jaringan fiber optic atau 4G.
Regulasi dan Kompetisi dengan ISP Lokal
Pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) telah memberikan izin operasional kepada Starlink di Indonesia. Namun, regulasi terkait penggunaan dan pengawasan layanan ini masih dalam tahap pengembangan. Kompetisi dengan penyedia layanan internet lokal seperti Telkomsel, Indosat, dan XL Axiata juga menjadi tantangan bagi Starlink, terutama dalam hal harga dan kualitas layanan.
Masa Depan Starlink di Indonesia
Meskipun menghadapi berbagai tantangan, Starlink memiliki potensi untuk menjadi solusi alternatif bagi daerah-daerah yang sulit dijangkau oleh infrastruktur internet konvensional. Namun, untuk mewujudkan hal tersebut, diperlukan kolaborasi antara pemerintah, penyedia layanan internet lokal, dan masyarakat untuk memastikan akses internet yang merata dan berkualitas di seluruh Indonesia.
Comments
Post a Comment
Tulis komentar disini, Berikan saran dan kritik untuk artikel diatas !!